Blog index

Dari WordPress ke Rails

Dibuat pada:

2024 saya sempat ragu dengan keputusan memakai Ruby on Rails, instead of WordPress. Saya sudah memakai WordPress sejaki 2010, dimana saat itu WordPress masih sangat sederhana dibanding sekarang.

Tiga bulan berlalu, keputusan itu terbayarkan. Saya menemukan lagi joy saat menulis dan otak-atik web-nya.

Meski saya kira bagi sebagian banyak orang tidak akan cocok.

WordPress akan menjadi pilihan utama bagi mereka yang tidak bisa menyentuh line of code. Karena di WordPress, semuanya tinggal pakai. Seperti tampilan yang tinggal memakai theme dan penambahan fitur dengan menambahkan plugin.

Tetapi bagi sebagian kecil orang seperti saya, WordPress sudah terlalu banyak "crapware".

Contohnya, saat pertama kali install. Sangat sulit bagi saya untuk memilih theme yang sesuai dengan kebutuhan saya. Dan jika membuat dari awal, effort-nya tidak sebanding hasil.

Dulu saya sangat puas dengan theme framework seperti Thesis, Thesis memiliki balance antara coder dan end-user. Tetapi makin kesini, Thesis jadi banyak masalah. Alasannya konyol, karena vision yang tidak sejalan dengan WordPress; bagi saya itu memusingkan.

Alasan lain, terlalu banyak plugin atau theme yang sifatnya subscription based. Jika pun itu gratis, saya selalu diganggu dengan cara-cara upselling layanan mereka. Jadinya dashboard WordPress seperti jalanan yang penuh iklan liar.

Meet Ruby on Rails

Rails, sebetulnya bukan framework blogging. Rails adalah general web dvelopment framework. Artinya kita bisa membuat web apa saja dengan Rails. Sebut saja shopify, github, dan bahkan twitter adalah sebagian kecil yang dibangun dengan Rails.

Saya berpikir, WordPress sekarang menuju web framework juga. Dimulai dengan Gutenberg, WordPress sudah tidak sama lagi.

Sayangnya, karena dari awal WordPress tidak dirancang sebagai web framework, jadinya terkesan dipaksakan.

Karena itu daripada pusing dengan WordPress saya memutuskan migrasi ke web framework yang sudah mature sekalian saja.

Saya tidak perlu juga melihat iklan-iklan di dashboard gara-gara plugin yang saya install.

Ada banyak pilihan selain Rails. Sebagai developer, saya memutuskan memakai Rails karena kemudahan saja. Di WordPress saya tidak bisa scaling, sedangkan di Rails, scaling sangat mudah.

WordPress vs Rails, web development

Hasilnya?

Saya sangat puas! Saya menemukan kesenangan lagi ketika menulis, otak-atik web, dan hal-hal teknis lainnya. Di Rails, semuanya terkesan mudah dan tidak ada lagi crapware seperti di WordPress.